Kemeriahan suasana Taman Budaya Denpasar pada 2014 terasa semakin panjang. Betapa tidak, selain diisi gelaran Pesta Kesenian Bali sebulan penuh (Juni-Juli), juga disusul agenda serupa bertajuk “Bali Mandara Mahalango” yang juga dihelat selama satu bulan penuh.
Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta yang membuka acara ini mengatakan, ‘Bali Mandara Mahalango’ memiliki arti sebagai dinamika seni budaya menuju kesejahteraan, kemajuan dan keagungan peradaban Bali. Selama sebulan akan ditampilkan beragam kesenian pelestarian dan pengembangan, kreasi baru, kesenian kolosal dan peragaan busana serta pameran barang kerajinan seni.
Untuk itu, mantan Wakil Bupati Badung ini berharap ajang ini dapat dimanfaatkan baik oleh pemprov Bali maupun kabupaten/ kota bersinergi dengan komponen terkait, untuk menumbuhkembangkan sikap profesionalisme, industri kreatif-inovatif berbasis seni dan budaya menuju Bali yang maju, aman, damai dan sejahtera (Bali Mandara).
Sudikerta mengakui untuk mewujudkan hal itu tidaklah mudah, namun melihat semua pihak yang telah berperan yang telah memiliki komitmen tinggi dalam merevitalisasi, melestarikan dan mengembangkan seni budaya Bali secara berkelanjutan, maka ia yakin dan percaya semua itu akan dapat diwujudkan seperti harapan bersama.
Secara khusus, Sudikerta menghimbau masyarakat untuk memanfaatkan keberadaan Taman Budaya secara optimal khusunya dalam memajukan sektor pariwisata yang bertumpu pada budaya Bali.
“Saya menghimbau kepada pengelola Taman Budaya dan seluruh masyarakat Bali untuk bisa memanfaatkan tempat ini sebagai tempat untuk mengadakan kegiatan atau event budaya , sehingga memberi ruang bagi para seniman ataupun masyarakat luas untuk berkesenian,” ujarnya.
Selain untuk pementasan budaya, Taman Budaya juga bisa dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan lain seperti yudisium, seminar-seminar ataupun kegiatan lainnya. Ia yakin jika dimanfaatkan dengan baik, keberadaan Taman Budaya akan memberikan kontribusi bagi perekonomian pemerintah Provinsi Bali.
Sementara Ketua Panitia yang juga Rektor ISI Denpasar, Dr. I Gede Arya Sugiartha S.SKar M.Hum mengatakan Bali Mandara Mahalango ini merupakan aktualisasi komitmen Pemprov Bali yang masuk dalam 10 program unggulan Bali Mandara Jilid II.
Makna dari tema “Mahalango” tersebut artinya program Bali Mandara ataupun kepemimpinan Bali Mandara bertekad menjadikan lango atau kelangoan atau kelangenan sebagai salah satu kegiatan Bali Mandara yang pernah mengalami keemasan kesenian masa kejayaan di jaman Waturenggong.
Jika kegiatan Bali Mandara bisa menghasilkan kesenian Bali yang Mahalango, maka Bali akan kembali bisa mencapai masa keemasannya yang kedua dan itu terjadi saat kepemimpinan Bali Mandara