Kamis, 23 Agustus 2012

WDB, Siapa Diuntungkan? Sebuah Kenyataan?

Subak di Bali (Balitulen.blogspot.com)

Brata kini tak lagi bertanam sayur mayur seperti 5-10 tahun yang lalu. Kini di lahannya yang tak seberapa luas di daerah Tabanan, ia hanya menanam padi, meski hasilnya tak sebesar jika bertanam sayur mayur. Berkat bertanam sayur mayur itulah, anak semata wayangnya kini sudah tiga kali berlayar di sebuah kapal pesiar, setelah menamatkan pendidikan D2 Pariwisata di Kota. Dulu, ia giat bertanam sayur mayur, karena memang memberi hasil lebih ketimbang menanam padi saja. Panen sayur mayur, mentimun, tomat, cabai, kacang panjang, yang ditanamnya secara tumpang sari, bisa lebih sering panen. Pemasaran dan harga saat itu masih bagus. Tentu didukung pula oleh pengairan yang baik dari sistem subak di daerahnya.

Kini urusan perut sudah bukan persoalan lagi bagi Brata yang tinggal di desa hanya bersama istrinya. Tetapi bukan karena ia sekarang sudah kerap dikirimi dilar oleh sang anak, yang menyebabkan ia tak lagi bertanam sayur mayur, ialah makin bertambahnya usia dan berkurangnya tenaga, sehingga ia pun kini hanya menanam padi saja. Brata masih boleh nyaman bertanam padi karena sistem pengairan di aerahnya masih bagus. Ia mungkin lebih beruntung daripada petani lainnya di daerah lain yang kawasan subaknya telah ditumbuhi hotel, restoran dan fasilitas pariwisata lainnya. Fasilitas yang katanya menopang perekonomian Bali, melahap garang lahan-lahan pertanian produktif, sempit dan juga terhimpit sampai kawasan jurang.

Buntung atau beruntungkah petani yang lahan subaknya diserbu villa dan fasilitas pariwisata lainnya, tak mudah untuk mendefinisikannya. Bisa dikatakan beruntung karena jelas dan pasti, nilai harga jual tanah di kawasan tersebut menjadi tinggi. Bisa dikatakan buntung karena petani di kawasan itu otomatis tak lagi bisa melakukan aktivitas bercocok tanam pertanian dengan baik karena dijepit pohon beton. Sementtara sebagai tanah warisan, sangat tak elok jika petani bersangkutan menjual tanahnya.

Fenomena Brata dan petani di Bali lainnya ini kini menggejala tak terkecuali di daerah yang dikenal sebagai lumbungnya beras, Tabanan. Fenomena Brata memang menimpa petani dan pertanian serta sistem subak Bali. Brata boleh saja bangga karena sudah berhasil menuntaskan kewajiban membekali anaknya dengan ilmu pengetahuan. Tetapi dalam konteks budaya agraris, Brata kehilangan penerus. Para petani memang bersusah payah menyekolahkan anaknya setinggi-tingginya agar tidak lagi menjadi petani seperti dirinya yang berkotor-kotor di lumpur, berpeluh dan berpenghasilan kecil.

Mungkin benar tak ada satupun petani yang mengharapkan anak-anaknya dan generasinya selanjutnya juga menjadi petani. Jika anaknya juga menjadi petani, maka sebagai orangtua dikatakan gagal mendidik dan "menjadikan"anaknya. Sementara di sisi lainnya, pemerintah dan mereka yang sudah hidup kenyang di pariwisata dengan bergelimang dolar, terus mendorong agar pertanian diberi perhatian lebih, dilestarikan bahkan dikembangkan.

Ini sebuah ironi, kontradiktif. Petani diangkat-angkat di wadah pertanian yang tersanjung namun berlumpur dan berpeluh. Sementara yang menikmati hasillnya, mereka yang menjual paket wisata budaya kehiduppan agrarisnya para petani.

Ditengah fenomena petani ini, menyeruak penetapan UNESCO akan subak (beberapa kawasan Subak di Bali) sebagai warisan budaya dunia (WDB). Penetapan subak sebagai warisann budaya dunia oleh UNESCO ini sudah dilakukan bulan lalu. Adakah kabar ini membawa angin segar menyejukkan bagi kehidupan petani dan subak sebagai sebuah sistem tata kelola air di Bali? Siapa yang diuntungkan, dan siapa yang buntung?


Rabu, 22 Agustus 2012

Subak, Pasca Penetapan UNESCO (Bagian I)

Subak, Bali (Balitulen.blogspot.com)

Delegasi Indonesia termasuk Bupati Badung dan Gianyar bertepuk tangan paling keras begitu Ketua Komite Warisan Budaya Dunia, Eleonora Valentinovna mengetukkan palu  sidang tanda pengesahan subak sebagai warisan budaya dunia. Bali cukup berbangga setelah penetapan sebuah organisasi pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan yang merupakan badan dari PBB, UNESCO. Delegasi sejumlah negara mengakui subak sebagai Warisan Budaya Dunia (WBD) pada sidang UNESCO ke-36 oleh Komite Warisan Budaya Dunia, 29 Juni 2012 lalu di St. Petersburgh-Rusia. Malaysia yang selalu berseteru dengan Indonesia pun menyepakatinya.

Pada sidang di Rusia tersebut, dalam paparan rekomendasi yang disampaikan ICOMOS, disebutkan bahwa Subak merupakan kesatuan lansekap, nilai budaya, organisasi masyarakat, dan sistem kepercayaan yang unik. Subak dimiliki dan dirawat oleh masyarakat Bali sejak abad ke-11. Dan juga tak ada tempat lain di Asia Tenggara tentunya. Dan hal ini tidak sia-sia setelah penantian 12 tahun dari proses proposal pengusulan di meja UNESCO.

Tak cukup sampai di situ saja, pada 25 Juli 2012 lalu , komisi nasional untuk UNESCO, Sebuah komisi di bawah koordinasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan u, mengundang Kadis Kebudayaan Provinsi Bali, I Ketut Suastika untuk melakukan rapat koordinasi terkait pasca penetapan subak dari UNESCO. Untuk perhatian dari pemerintah pusat, persepsinya haruslah disamakan terlebih dahulu, untuk membangun  sinergi dari rencana besar dan strategis dari pengelolaan subak itu sendiri.

Dalammenindaklanjuti hal ini, maka segera akan dibicarakan  agenda program kebudayaan secara makro yang memerlukan penanganan bersama-sama. Termasuk membicarakan tentang pembiayaan yang lebih fokusnya untuk  program Subak. "Kami ingin di tahun 2013 nanti sudah ada program aksi kegiatan yang langsung menyentuh pada Kawasan Subak itu. Program nya meliputi pelestarian, pengembangan dan pemberdayaan masyarakat." ujar Suastika.Yang terpenting adalah infrastruktur di kawasan Subak itu.Infrastruktur subak dapat berupa penguatan fisik, semisal irigasi pengairan subak, dan pembangunan bendungan untuk subak. Tentunya prioritas ini bukanlah pepesan kosong, karena infrastruktur fisik tersebut adalah bagian penting yang menunjang pelestarian subak kedepannya.

Setelah infrastruktur, barulah akan membicarakan mengenai regulasi dan kegiatan-kegiatan masyarakat. Semisal perlunya regulasi yang mengatur tentang zonasi subak kedepannya. Pembagian zone itu meliputi zone inti yang arahnya akan menciptakan sawah abadi. Zone ini letaknya paling atas. Kemudian juga diatur mengenai zone penyangga yang memberi batasan antara zone inti yang abadi dengan zone pertanian. Dan yang terakhir adalah zone pengelolaan terbatas yang berkaitan erat dengan kegiatan kepariwisataan , Untuk zona ini bisa jadi giperuntukkan untuk membuat restoran atau rumah makan di areal persawahan, atau aktivitas wisata lainnya. Karena mau tidak mau, suka tidak suka, keluaran yang strategis dari subak, pasca penetapan UNESCO adalah pengembangan objek wisata baru. Dalam hal ini subak akan menjadi nilai ekonomi bagi pemerintah daerah  dan masyarakat sendiri yang lazim disebut krama subak.

Pesona Lumba - Lumba di Pantai Lovina, Buleleng, Bali

Lumba -lumba di Pantai Lovina, Bali (Sumber : www.pantai.org)

Kawasan wisata di pesisir pantai utara Pulau Bali yang mengandalkan view pantai memang tidak seeksotis Pantai Kuta atau Sanur, namun Lovina memiliki daya tarik pesona yang tidak dimiliki oleh kawasan pantai manapun di Bali, yakni eksotika lumba-lumba liar. Berada di desa Kalibukbuk, jaraknya hanya sekitar 10 km arah barat kota Singaraja.Karena letaknya ini juga makanya kerap disebut juga sebagai kawasan wisata Kalibukbuk.

Daya tarik Lovina ada pada pantai dengan air laut yang tenang , dengan pasir yang berwarna kehitaman, dan karang laut dengan ikan tropisnya. Wisatawan terutama asing sangat suka dengan kawasan ini karena lautnya tenang, sehingga sangat cocok untuk rekreasi air seperti menyelam, berenang, snorkling, memancing, berlayar, mendayung dan sekedar berendam di lepas pantai.

Yang unik di Pantai Lovina, adalah atraksi lumba-lumba liar yang kerap muncul dan bergerak indah di laut tenang Lovina. Untuk bisa melihatnya tidak sembarangan, karena kita mesti datang pagi-pagi , menjelang matahari terbit. Mengapa?? karena lumba-lumba di sini hanya muncul kisaran jam 06.00-08.00 WITA. pada jam itu, puluhan lumba-lumba akan beratraksi secara alami memperlihatkan keajaiban gerakan yang memesona, Ada yang sekedar berenang, ada juga yang melompat-lompat di permukaan air. Biasanya wisatawan  sudah berkumpul di pantai sekitar pukul 05.00 untuk berangkat ke tengah laut , dengan perahu nelayan sudah menunggu di pinggir pantai, siap mengantarkan wisatawan melihat lumba lumba ke tengah laut. Perjalanan ini lalu dimulai  dengan menggunakan perahu nelayan. Perahu akan membawa para wisatawan skurang lebih dua kilometer ke tengah laut, tempat dimana biasanya lumba-lumba terlihat berkelompok.

Selama perjalanan, dengan perahu yang makin menjauhi daratan, memberi wisatawan suguhan pemandangan daratan Lovina bak siluet. Setelah sampai di tengah laut, sang nelayan akan menyusuri ke tempat biasanya lumba-lumba akan muncul. Dan apabila ada sekelompok lumba-lumba yang muncul , sang nelayan akan memberi kode ke perahu lain untuk menambah kecepatan mengejar kelompok lumba-lumba tersebut. Dan tentunya para wisatawan akan dapat merekam sewaktu lumba-lumba tersebut berlompatan di tengah laut, terkadang jika nasib sedang kurang beruntung, tak satu pun lumba-lumba yang muncul ke permukaan. Dikarenakan faktor alamiah seperti pasang surut air laut, arah angin, dan tentu saja keberuntungan wisatawan tersebut. Pengejaran ini akan berlangsung 3 jam, jika sudah terasa mabuk laut , maka bisa balik kembali ke daratan.

Asal Usul Nama Lovina, Cinta Indonesia??
Kawasan Lovina ini juga  ditunjang oleh banyak daya tarik wisata disekitarnya yang mudah dicapai. Daya tarik pariwisata di sekitar Lovina antara lain Air Panas Banjar, Wihara Budaha, Air Terjun Gitgit, dan desa-desa sekitarnya yang sangat ideal untuk mereka yang mencintai alam (ecotourism). Sementara ini Lovina menjadi pusat fasilitas kepariwisataan di Kabupaten Buleleng. Di kawasan ini terdapat berbagai macam akomodasi , baik hotel berbintang, hotel melati, pondok wisata maupun homestay, rumah makan, toko cenderamata, angkutan, money changer, pelayanan informasi kepariwisataan. Sebagai kawasan wisata dan pusat fasilitas pariwisata di Buleleng, Lovina mendapat kunjungan yang terbesar dari wisatawan yang datang ke Buleleng.

Nama Lovina diberikan oleh almarhum Anak Angung Panji Tisna. Konon nama Lovina diambil dari nama hotel kecil di India yaitu "Lafeina" dimana beliau menginap dan menulis buku dengan judul Ni Ketut Widhi (yang kemudian buku ini diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa untuk mengenang almarhum). Ada juga versi lain. Lovina diambil dari adanya dua pohon "Santen" yang ditanam oleh putra beliau yang kemudian tumbuh saling berpelukan. Jadi Lovina berasal dari bahasa latin dengan arti saling mengasihi atau saling menyayangi. Kemudian oleh Bupati Kepala Daerah Tingkat II Buleleng, Drs. I Ketut Ginantra, selama masa jabatannya dari tahun 1988 sampai 1993, Lovina diartikan sebagai singakatan dari "Love" dan "Ina" yang artinya "Cinta Indonesia"




Minggu, 19 Agustus 2012

Bukit Sari Sangeh : Elok Rupa, Tak Seindah Kabar




Bukit Sari Sangeh, Badung, Bali



Objek wisata Sangeh, di desa Sangeh, Kabupaten Badung sudah terkenal sejak dahulu. Konon kera yang menghuni hutan Sangeh sehinggah dikenal dengan sebutan Monkey Forest, sudah ada sejak abad ke 17. Dikembangkan sebagai objek wisata sejak 1970-an, mencapai kejayaan di awal tahun 1980. Monkey forest yang kemudian berganti nama menjadi Bukit Sari Sangeh, belakangan nyaris tak terdengar. Objek wisata ini seolah tenggelam di tengah hingar bingar objek-objek wisata lain yang dikembangkan di Bali.
Bukit Sari Sangeh yang sering hanya disebut Sangeh saja, terletak di Desa Sangeh , Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung, sekitar 21 km arah utara Denpasar. Bukit Sari Sangeh sejak 1 Januari 1969, dikelola menjadi objek wisata oleh Desa Adat Sangeh. Pendanaannya berasal dari punia dan urunan warga Sangeh. Dan benar, tahun 1970-1980, Sangeh merupakan onjek wisata favorit turis asing yang berlibur ke Bali.
"Sangeh dulunya menjadi tujuan favorit wisata turis asing. Orang kenal Bali, selain Pantai Sanur ya Sangeh. Pada zaman itu wisatawan manca negara maupun lokal pasti datang ke Sangeh. Sangeh merupakan objek wisata yang paling digemari saat itu" ungkap Made Sumohon, Kepala Pengelola Objek Wisata Bukit Sari Sangeh.
Namun kini, ketenaran Sangeh menjadi pudar dengan kejadian yang tidak terduga, yakni penyerangankera terhadap beberapa pengunjung. Salah satunya adalah penyerangan kera terhadap sutradara film yang sedang melakukan shooting film di hutan Sangeh. Ya,ng bermula dari penendangan raja kera lantaran tidak terima dengan perlakuan raja kera tersebut yang merebut daun pepaya yang akan dipakai shooting.
Selain itu juga ada beberapa kejadian lainnya. Kera suka mengambil kaca mata, topi, perhiasan, dan barang bawaan pengunjung lainnya.
Sangeh sempat mati suri dan hilang dari promosi pariwisata sejak tahun 1990 an. Tahun 2003 berdasarkan Rapat Desa Adat Sangeh, disepakati Desa Adat kembali mengelola Sangeh. Alhasil, dengan pengelolaan yang dilakukan oleh Desa Adat Sangeh ini , kera pun tak lagi liar. Pengelolaan diserahkan kepada utusan lima banjar yakni Banjar Batu Sari, Banjar Brahmana, Banjar Sibang, Banjar Pemijian dan Banjar Muluk Babi. Sudah sembilan tahun Sumohon bersama 20 orang lainnya mengelola Bukit Sari Sangeh dengan kawasan hutan seluas 14 hektar yang dihuni 600-700 ekor kera itu.
Promosi gencar dilakukan, tapi tak mudah mengangkat kembali nama Sangeh. Meski demikian , upaya terus dilakukan dan jumlah pengunjung sekarang merangkak naik. Saat ini pihak pengelola dari Desa Adat ini terus bekerjasama dengan berbagai pihak termasuk guide freelance, pihak hotel dan biro jasa, seraya meminta agar pemerintah kabupaten Badung dan pemerintah Provinsi Bali bisa merespon usaha pengelolaan Bukit Sari Sangeh dengan memasukkan Sangeh ke dalam paket wisata. Seperti paket wisata yang sudah berjalan , yakni Sangeh-Taman Ayun-Joger-Bedugul. Dengan ini diharapkan Sangeh dapat kembali menjadi objek wisata favorit.

SANGEH DAN POHON PALA
 Nama Sangeh diyakini masyarakat sekitar terkait erat dengan hutan pala yang berasal dari dua kata "Sang" yang berarti orang dan "Ngeh" yang berarti nelihat , atau orang yang melihat.
Konon, pohon-pohon pala yang tumbuh di hutan Sangeh adalah kayu-kayu pala dalam perjalanan dari Gunung Agung di Bali Timur menuju perjalanan ke Bali Barat, tapi karena ada orang yang melihat, pohon - pohon tersebut berhenti di tempat yang sekarang disebut Sangeh. Ada sekitar 200 pohon pala yang sudah berumur sekitar 300 tahun. Pohon-pohon pala (Dipterocarpus trinervis) ini tumbuh di kawasan hutan homogen seluas 14 hektar.

Sekitar 700 ekor kera hidup dan menjadi bagian hutan Sangeh. Tentang kera-kera hutan Sangeh yang liar, konon karena kini tak ada lagi pawang keranya. Dulu, ada seorang bernama I Nyoman Sura, seorang juru kunci Bukit Sari Sangeh yang melakukan tugasnya sebagai pawang.Namun kini pawang itu sudah meninggal dan sampai sekarang tidak ada lagi pawang yang menggantikannya. Namun kini walau tidak ada lagi pawang, kera di Sangeh ini tidak liar lagi. Sudah jinak dan tidak lagi suka mencuri dan merebut barang bawaan pengunjung. Hal ini terjadi karena kera yang dulunya liar dan suka mencuri karenatidak diperhatikan, tidak diberi makan. Sementara banyak pengunjung yang tak mengerti dengan karakter kera.

Rabu, 04 April 2012

Omed - Omedan, Menepis Pornografi dan Melestarikan Budaya


 Omed - Omedan
Sumber : (http://sentelenggonjet.wordpress.com/)

Asal Mula
Omed - omedan, berasal dari kata ' Omed" yang berarti tarik, kemudian menjadi omed - omedan (tarik - menarik). Tradisi Omed- omedan di Banjar Kaja Sesetan sudah berlangsung turun- temurun, entah kapan mulainya, tidak ada yang tahu pasti. Menurut sesepuh adat ini dimulai sejak jaman kolonial Belanda di Bali. Cerita yang berkembang, konon ada penglingsir Puri Oka yang mengalami sakit. Penglingsir ini berharap agar rakyat di sekitar Puri (di wilayah Banjar Kaja sekarang) memahami dirinya yang sakit dan tidak membuat kegaduhan. Tak dinyana, ternyata ada sekelompok orang yang sengaja membuat gaduh dengan membuat permainan tarik - menarik tubuh.

Saat itulah kemudian Raja memanggil sekelompok orang tersebut (yang membuat gaduh) untuk datang ke Puri. dan tak disangka pemanggilan sekelompok orang itu malah membawa kesembuhan bagi pimpinan puri. Pemimpin puri pun menyarankan agar permainan tarik menarik ini dinamai Omed -omedan dan dilakukan usai peringatan Hari Raya Nyepi. Sejak saat itulah warga Banjar Kaja Sesetan mempopulerkan permainan omed- omedan ini. Pernah suatu ketika warga lupa mengadakan Omed- omedan, terjadilah wabah, tiba - tiba dua ekor babi saling baku hantam, membunuh di depan banjar tersebut, dan darahnya berceceran dan menjadi leteh (kotor). Sejak saat itu, maka Omed- omedan terus diselenggarakan tiap tahun.

Bergeser, Makna Tetap
Sebelumnya permainan Omed- omedan ini dilakukan oleh para pria. Membagi kelompok, yang kemudian jago dari masing- masing pihak dilepas di tengah untuk saling tarik tubuh dengan cara memeluk erat – erat lawannya. Dalam perjalanan waktu, pada tahun 2000 an Omed- omedan ini diambil alih penyelenggaraannya oleh kelompok Sekaa Teruna (Muda Mudi). Pergeseran ini sudah lazim, karena sesuai dengan perkembangan jaman, tetapi tanpa mengurangi makna nilai sebelumnya, yakni membangun persaudaraan dan menguatkan silahturahmi antar warga banjar.

Memang benar, tuduhan praktek pornografi pada setiap penyelenggaraan Omed- omedan ini selalu menghujani Banjar Kaja Sesetan. Dituduh melegalkan praktek berciuman di depan umum. Tetapi kepercayaan dan adat istiadat warga banjar tidak akan pernah luntur sedikit pun. Itulah kekuatan Bali. Malahan banyak dukungan dari pemerintah kota Denpasar yang menilai Omed- omedan sebagai kekayaan budaya local atau diputuskan menjadi heritage.

Isu pornografi pun seakan ditepis bersama – sama. Warga akan lebih memilih melestarikan nilai kebudayaan adat daripada terdistorsi dan mendapati kejadian seperti dua ekor babi yang baku bunuh terulang kembali dan dianggap bencana akan melanda warga satu banjar. Pornografi hanyalah kekuatan hokum positif, tetapi membuat bencana bagi masyarakat local jika dipatuhi secara mutlak. Tentu saja masyarakat akan memilih hokum adatnya dan kebiasaan local kepercayaannya.

Ditinjau dari segi remaja, para muda mudi yang melakukan adegan peluk dan cium di Omed omedan ini mengaku melakukannya tanpa adanya nafsu, semua dilakukan dengan rasa kekeluargaan dan merasa semua peserta Omed omedan sebagai keluarga mereka sendiri. Hal ini juga untuk melepas penat dan menguatkan hubungan kekeluargaan para anggota sekaa Teruna teruni, mengingat Banjar Kaja terdiri dari 4 Tempekan, sehingga agak banyak dan susah kenal secara langsung.

Ritual yang tahun ini diberi tajuk “ Sesetan Heritage Omed Omedan Festival 2012” yang sekaligus dipersembahkan untuk memperkaya hasanah budaya Kota Denpasar sesuai Perda No. 8 tahun 2001 tentang pola pembangunan kota Denpasar.


Download Tabuh Kreasi Bali (Bagian 1)


Tabuh Kreasi Bali?
siapa yang tidak suka? saya yakin semua suka, hal ini bisa dilihat saat Pesta Kesenian Bali (PKB) di Art Centre, setiap ada pementasan Gong Kreasi (Gong Kebyar) maka penonton akan selalu ramai, dan panggung Arda Chandra pun penuh sesak . Gong Kebyar Kreasi memiliki nada yang unik, perpaduan semua alat musik (gong bebarungan gede) membuat alunan musik nya terdengar merdu di telinga kita.  Apalagi kalau setiap duta kabupaten di Bali membawakan gong kreasi kabupaten mereka masing- masing.

Nah untuk mengurangi kerinduan kita pada Gong Kebyar Kreasi, maka berikut akan kami sajikan beberapa gong kebyar kreasi sebagai berikut. Selamat Mendownload  :

Download Tabuh Kreasi Pralaya
Download Tabuh Kreasi Palu Gangsa
Download Tabuh Kreasi Gianyar 2009 Bintang Kartika
Download Tabuh Kreasi Denpasar 2009 Pinara Tunggah
Download Tabuh Kreasi Cita Winangun
Download Tabuh Kreasi Bara Dwaja


Senin, 02 April 2012

Download MP3 Tari Bali (Bagian 1)


Siapa yang tidak kenal Tari Bali???

Tari Bali memiliki jenis dan jumlah yang sangat banyak. Berikut adalah beberapa jenis Tari Bali:Tari Wali, Tari Bebali dan Tari Balih- Balihan. Tari Wali merupakan tarian sakral yang dipentaskan saat ada upacara tertentu yang bersifat sakral, contohnya: Tari Rejang, Tari Baris, Tari Pendet, Tari Sanghyang Dedari. Sedangkan Tari Bebali adalah tarian semi sakral yang dipentaskan saat upacara di tengah pura dan juga dapat bersifat hiburan, contoh Tari Gambuh, sedangkan Tari Balih-balihan adalah tarian yang dipentaskan untuk hiburan dan tidak bersifat sakral, seperti : Tari Panyembrama, Tari Cendrawasih, Tari Oleg Tamulilingan, dan lainnya.

Tertarik belajar tari Bali?berikut akan kami sajikan beberapa mp3 Tari Bali yang berhasil kami convert dan kumpulkan sampai saat ini. Semoga bermanfaat bagi pelestarian budaya Tari Bali ke depannya.

Download Tari Baris
Download Tari Gabor
Download Tari Gopala
Download Tari Kebyar Duduk
Download Tari Kupu Kupu Tarum
Download Tari Legong Kraton
Download Tari Sekar Jagat
Download Tari Sekar Jempiring 
Download Tari Kebyar Terompong
Download Tari Kembang Girang

Download Gending Rare



Siapa yang tidak kenal Gending Rare (Lagu Anak) seperti : Putri Cening Ayu, Dadong Dauh, Juru Pencar, dll? pasti tentunya semua kenal, terutama bagi kalangan pecinta lagu Bali dan Anak Anak. Saat ini perkembangan gending rare tumbuh pesat. Bagi kaum orang tua, sangat penting mengajarkan anak kecil kita gending rare, mengingat sedikit lagi akan menginak bangku playgroup, TK, dan SD yang sebagian besar menuntut kepiawaian dalam hal menyanyi lagu daerah bali.

Berikut akan disajikan beberapa buah gending rare yang populer, selamat menikmati .

Download Gending Rare Semut Semut
Download Gending Rare Sekar Emas
Download Gending Rare Ratu Anom
Download Gending Rare Putri Cening
Download Gending Rare Peteng Bulan
Download Gending Rare Meong Meong
Download Gending Rare Mejangeran
Download Gending Rare Made Cenik
Download Gending Rare Kaki Sayang
Download Gending Rare Juru Pencar
Download Gending Rare Dadong Dauh
Download Gending Rare Curik Curik
Download Gending Rare Adi Sayang

Download Tri Sandhya dan Mantram Gayatri MP3

Marilah kita memuja Tuhan, Ida Hyang Widhi WaƧa

Pemujaan kepada Tuhan dapat dilaksanakan dengan banyak cara. Salah satu di antaranya ialah dengan bersembahyang tiap hari. Kita yang beragama Hindu bersembahyang tiga kali sehari, pagi, siang dan malam hari. Sembahyang demikian disebut sembahyang Trisandhya. Mantram yang dipakaipun disebut mantram Trisandhya.
Mantram ini ditulis dalam bahasa Sansekerta, bahasa orang Hindu jaman dahulu. Kita boleh bersembahyang dengan duduk bersila, duduk bersimpuh atau berdiri tegak sesuai dengan tempat yang tersedia. Sikap duduk bersila disebut padmasana. Sikap duduk bersimpuh disebut bajrasana dan yang berdiri disebut padasana.
Setelah sikap badan itu baik, dilanjutkan dengan pranayama. Pranayama artinya mengatur jalannya nafas. Gunanya: untuk menenangkan pikiran dan mendiamkan badan mengikuti jalannya pikiran, bila pikiran dan badan sudah tenang maka barulah mulai bersembahyang.
Sikap tangan waktu bersernbahyang disebut sikap amusti. Mata memandang ujung hidung dan pikiran ditujukan kepada Sanghyang Widhi. Dalam keadaan seperti itu, sabda, bayu, idep harus dalam keadaan seimbang.
Sebelum mengucapkan mantram, kedua tangan kita bersihkan dengan mantram demikian:
Tangan kanan:
Mantranya Artinya
Om suddha mam svaha Om bersihkanlah hamba
Tangan kiri:
Mantranya Artinya
Om ati suddha mam svaha Om lebih bersihkanlah hamba
 
Mantram Trisandhya
1 Om bhur bhuvah svah
tat savitur varenyam
bhargo devasya dhimahi
dhiyo yo nah pracodayat
Om adalah bhur bhuvah svah
Kita memusatkan pikiran pada kecemerlangan dan kemuliaan Sanghyang Widhi, Semoga Ia berikan semangat pikiran kita
2 Om Narayana evedwam sarvam
yad bhutam yac ca bhavyam
niskalanko niranjano
nirvikalpo nirakhyatah
suddho deva eko
narayana na dvitiyo
asti kascit.
Om Narayana adalah semua ini apa yang telah ada dan apa yang akan ada, bebas dari noda, bebas dari kotoran, bebas dari perubahan tak dapat digambarkan, sucilah dewa narayana, Ia hanya satu tidak ada yang kedua
3 Om tvam siwah tvam mahadevah
Iswarah paramesvarah
brahma visnusca rudrasca
purusah parikirtitah
Om Engkau dipanggil Siwa, Mahadewa, Iswara, Parameswara, Brahma, Wisnu, Rudra, dan Purusa
4 Om papo'ham papakarmaham
papatma papasambhavah
trahi mam pundarikaksa
sabahyabhyantarah sucih
Om hamba ini papa, perbuatan hamba papa, diri hamba papa, kelahiran hamba papa, lindungilah hamba Sanghyang Widhi, sucikanlan jiwa dan raga hamba
5 Om ksamasva mam mahadeva
sarvaprani hitankara
mam moca sarva papebhyah
palayasva sada siva
Om ampunilah hamba Sanghyang Widhi, yang memberikan keselamatan kepada semua makhluk, bebaskanlah hamba dari segala dosa, lindungilah oh Sang Hyang Widhi
6 Om ksantavyah kayiko dosah
ksantavyo. vaciko mama
ksantavyo manaso dosah
tat pramadat ksamasva mam
Om ampunilah dosa anggota badan hamba, ampunilah dosa perkataan hamba, ampunilah dosa pikiran hamba, ampunilah hamba dari kelalaian hamba.
  Om Santih, Santih, Santih Om. Om. damai. damai, damai, Om.
 (Sumber : Babadbali.com)


Diatas adalah penjelasan tentang Tri Sandhya, sedangkan Mantra Gayatri ????
Mantra Gayatri adalah Bait I dari Tri Sandhya yang diulang terus menerus, yang merupakan inti dari Tri Sandhya. Sudah Jelas kan..Selanjutnya silahkan mendownload MP3 Tri Sandhya dan Mantram Gayatri berikut ini:
Download MP3 Tri Sandhya
Download MP3 Gayatri Mantram


Nyepi di Waktu Lampau



Inilah 2 buah kutipan ucapan selamat Hari Raya Nyepi pada masa lampau yang berhasil didapatkan. Sangat menarik jika dibaca, mengingatkan kita akan sangat besarnya perhatian pejabat pemerintahan pada masa itu kepada para umat Hindu yang merayakan. Berbeda sekali dengan saat sekarang, dimana saat ini pemimpin terlalu memikirkan politik, sehingga lupa akan pentingnya toleransi umat beragama.

Semoga 2 buah gambar diatas mengingatkan kita, dan semakin menyadarkan kita akan pentingnya agama, sebagai pemersatu bangsa. Semoga Bali tetap ajeg seperti dulu. Astungkara.






Download MP3 Bali



Selamat berjumpa lagi, mulai saat ini kami akan coba berikan link download beberapa mp3 bali, baik itu musik pop bali, gamelan bali (lelambatan, angkung, selonding, degung, dll), tarian bali (cendrawasih, panyembrama, dll), video bali, namun mengingat masih terkendala waktu, maka akan kami coba sajikan sedikit demi sedikit.

Selamat menikmati , semoga bermanfaat

Minggu, 25 Maret 2012

Selamat Datang di Blog Bali Tulen, Aslinya Bali

 Om Swastyastu,

Selamat Datang di Blog Bali Tulen, Aslinya Bali. Di blog ini akan mencoba memaparkan, sesuatu , ide , maupun unek- unek dan saran tentang Bali. Saat ini juga tidak lupa kami ucapkan Selamat Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1934. Semoga kita semua diberikan keselamatan oleh Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa.

Selamat Menikmati Blog ini...
Suksma

Om Santi, Santi, Santi, Om